Powered By Blogger

Sabtu, 05 September 2009

Fotografi Makro

Oleh : Anif Putramijaya


Prakata:


Fotografi adalah dua kata yang berarti Photos dan Graphos,

dimana arti secara harfiahnya adalah “Melukis dengan Cahaya”.

Didalam kategori dunia fotografi kita akan menemui salah satunya adalah fotografi makro.Yang mana pada saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat signifikan dan sangat menarik untuk di pelajari serta di dalami.

Mengapa Makro? Jawabannya mungkin banyak sekali, dan bahkan tidak akan mencukupi bila disebutkan semuanya disini.

Secara garis besarnya fotografi makro diperlukan antara lain:

  • Untuk bahan Scientific/ identifikasi species (satwa/tumbuh2an).
  • Untuk Engineering, metallurgy, manufacture.
  • Untuk tujuan promosi/marketing suatu benda/hewan/tumbuh2an .
  • Untuk keindahan , bahwa di dunia ini ada makhluk lain cipta’an Tuhan yang tidak bisa kita melihat keindahannya dengan mata biasa.

Dan masih banyak lainnya.

Detail suatu benda/object, komposisi dan bentuk suatu benda yang kecil, pastilah kita akan selalu luput memperhatikannya, maka dengan makro fotografi kita akan bisa melihat dengan jelas secara detail, baik warna maupun bentuknya.

Jadi melalui fotografi makro kita dapat melihat dengan jelas detail mata/facet sebuah lalat (yang mungkin kita akan jijik ketika melihat lalatnya) akan menjadi indah bentuk dan warnanya, proses penyerbukan putik pada bunga oleh lebah, kupu2 yang sedang menghisap madu, lekuk detail ukiran sebuah koin, bahkan membekukan sebuah lebah yang sedang terbang.

Seiring dengan bertambah majunya era digitalisasi saat ini, mempelajari fotografi makro adalah hal yang tidak sulit, tidak seperti di era fotografi saat masih menggunakan kamera analog plus negative film.

Oleh sebab itu pada saat era digital saa ini, fotografi makro dapat dilakukan oleh siapa saja ,tua maupun muda, lelaki atau perempuan, bahkan untuk fotogafer pemula dan kamera yang bukan pro, asal saja dilakukan dengan sungguh-sungguh .

Fotografi Makro

Fotografi makro adalah salah satu kategori fotografi yang membuat pembesaran terhadap suatu object. Atau bisa dengan kata lain dunia fotografi yang diperkecil kedalam dunia Micro.

Pembesaran tersebut bisa dilakukan dengan medekatkan obect dengan kamera, atau pun dari jarak terentu dengan menggunakan lensa tele. dan harus tetap mengusung konsep “Foto yang berbicara” dengan melibatkan unsur komposisi, POI dan keseimbangan.

Benda-benda yang dapat di makro adalah:

Ø Benda mati/diam

Seperti: sendok/garpu,perhiasan, uang koin, perangko,bunga,miniature mobil2an, souvenir dll.




Ø Makhluk hidup

Seperti : serangga, kupu-kupu, bunga tanaman, laba2, dll





Alat bantu untuk fotografi makro:

* Kamera Saku/Prosumer

Dengan kamera saku/prosumer pun kita bisa mengabadikan keindahan sebuah bunga mawar, sebuah kupu2 yang hinggap di bunga untuk menghisap madunya. Karena saat ini tekhnologi digital telah memungkinkan kita untuk melakukan fotografi makro dengan hasil yang tidak kalah bagusnya dengan kamera professional. Hampir semua kamera saku/prosumer yang sudah menyediakan fasilitas macro (biasanya ditandai dengan lambing gambar bunga tulip). Dan memungkinkan kita memotret dengan jarak focus kamera dan bendanya hingga beberapa sentimeter saja.

Saat ini sudah tersedia filter/alat tambahan yang dapat di pasang di kamera saku didepan lensanya untuk fotografi makro seperti Raynox dan filter lainnya untuk mendapatkan pembesaran yang lebih .

* Kamera SLR (Single Lens Reflex) baik analog maupun digital.

Semua kamera SLRDSLR kini sudah memiliki fasilitas untuk fotografi makro dengan menggunakan lensa yang berbeda-beda , dan biasanya jarak antara focus lensa ke objectnya akan berbeda tergantung jenis lensa yang kita gunakan.

Untuk lensa khusus makro biasanya jarak object ke lensa bisa sampai 20 cm, tapi apabila kita menggunakan lensa tele maka jarak terdekat yang bisa kita dapatkan titik focus biasanya lebih dari 1 meter dari object.

Sekarang telah banyak tersedia alat tambahan berupa filter close up,filter Lup/Raynox dan reverse lens (sebuah lensa yang dimodifikasi) yang di tempelkan didepan lensa, maka jarak antara object dan lensa akan semakin dekat untuk mendapatkan pembesaran lebih dari 1:1. Dan ada juga tele converter dan extension tube yang dipasang diantara lensa dan odi kamera.

Pembagian fotografi makro menggunakan kamera SLR/DSLR

Umum:

  • Menggunakan lensa khusus makro atau lensa zoom yang bertanda “bunga tulip”(bisa untuk foto makro )
  • Menggunakan lensa tele atau lensa normal plus tele converter..

Untuk lebih jelasnya maka lensa2 dibawah ini adalah yang biasa di pergunakan untuk fotografi makro:

# Lensa Makro Normal : 50mm

# Lensa Makro Mid tele : 90-105mm

# Lensa Makro Tele : 150-180mm

Ekstrem:

  • Memasang lensa tambahan lagi dengan posisi terbalik didepan lensa dengan tambahan sebuah adapter khusus.
  • Menggunakan filter tambahan seperti filter close-up didepan lensa.
  • Memakai filter yang seperti sifatnya sebuah kaca pembesar/Lup , Raynox,
  • Atau bahkan ada juga yang menambahkan sebuah kaca pembesar yang di lekatkan didepan lensa.

Beberapa hal yang harus diperhatikan selama pemotretan makro adalah:

  1. Lighting (sumber cahaya)

Dibagi dalam 2 :

# Natural lighting/cahaya alam/Matahari/available light

# Artifisial lighting (Flash dan lampu studio)

  1. Depth Of Field (DoF)

DOF (kedalaman fokus) dalam fotografi makro, ruang ketajaman suatu foto akan indah bisa dilihat jikalau sesuai dengan object yang akan kita abadikan.

Karena semakin dekat jarak antara titik focus kamera dengan object maka akan semakin tipis/sempit DoFnya, ini dapat kita control dengan mengatur bukaan diafraga dari lensa nya. Tentunya kita tak akan menghasilkan foto kupu2 yang hanya tajam dibagian mata saja sementara keindahan dari warna sayapnya menjadi blur.

Jadi jikalau kita ingin mendapatkan DoF yang lebih lebar, tetapi jarak antara lensa dengan objectnya ingin lebih dekat, maka bukaan difragma haruslah di set semakin kecil nilainya (biasanya antara f/5.6 bisa sampai f/16).

Faktor yang mempengaruhi DoF adalah :

    • Panjang Lensa :makin panjang lensa makin tipis DOF yang akan dihasilkan
    • Jarak focus : Makin dekat jarak focus suatu object dari lensa, makin tipis DoF yang akan dihasilkan.
    • Diafragma: Makin besar bukaan lensa (f/2.8) makin tipis DoF yang akan dihasilkan.

Jadi kesimpulannya, DoF yang dihasilkan adalah kombinasi dari ke 3 variabel tsb.

Pada fotografi makro, DoF yang akan dihasilkan relative sangatlah tipis (kebalikan dari pemotretan landscape).

  1. Fokus

# Auto fokus

# Manual fokus

Focusing pada fotografi makro tidaklah sulit apabila kita lakukan pada benda mati/diam. Tapi akan sangatlah sulit jikalau kita melakukannya pada benda yang bergerak seperti serangga yang selalu beterbangan.

Walaupun kini semua lensa sudah dilengkapi dengan fitur auto focus, tapi tidaklah semuanya memiliki kecepatan seperti yang kita harapkan dalam mengikuti object yang bergerak tersebut, jadi manual focusing sangatlah dibutuhkan dalam hal ini.

Setelah cukup terbiasa mendapatkan fokuc yang baik, barulah mencoba mengatur komposisi yang bagus.

  1. Komposisi

Membuat komposisi agar sesuai dengan kaidah “Rule Of Third” sangatlah sulit, karena object yang akan kita foto selalu bergerak dan sangatlah kecil, kadangkala seluruh object tersebut mengisi frame kamera sepenuhnya.

Hanya dengan sering berlatih dan berlatihlah maka akan didapat komposisi yang bagus dan kreatifitas seorang fotografer sangatlah berperan sekali dalam menentukan komposisi antara foreground, background yang mendukung object (POI-Point of Interest) dengan DOF yang pas.

  1. Lokasi

# Indoor

Didalam ruangan biasanya menggunakan lampu tambahan seperti flash, ringflash, atau bahkan lampu studio.

# Outdoor

Diluar ruangan kita selalu memanfaatkan cahaya matahari sebagai available lightingnya. Biasanya saat yang tepat untuk memotret makro adalah di pagi hari sampai jam 9 pagi, atau di sore hari jam 3-5 sore.


  1. Tripod atau handheld

Disaat penggunaan flash tidak memungkinkan (karena serangga yang akan kita foto akan lari menjauh) maka untuk mendapatkan eksposure yang baik antara bukaan diafragma yang kecil (agar DOFnya lebih lebar) dan shutter speed sementara shutter speed yang kita dapat sangat rendah rendah, maka penggunaan tripod/monopod sangatlah di butuhkan agar hasil fotonya tidak menjadi blur.

Untuk jelasnya apabila shutter speed kita dibawah/lebih rendah/kecil dari 1/FL(Focal length) lensa yang dipergunakan maka sebaiknya pergunakanlah tripod/monopod. Contohnya kita memakai lensa yang 100mm, maka apabila shutter speed yang didapat di kamera 1/60 sebaiknya memakai tripod/monopod agar /object moment yang akan kita abadikan tidak menjadi blur.

Penggunaan tripod sangat membantu dalam pengambilan foto makro terutama disaat cuaca/matahari tidak sedang terik .

Monopod lebih flexible terutama dalam pengambilan foto makro serangga.


  1. Mood dan kesabaran

Memotet adalah seperti halnya kita melukis sebuah kanvas putih, yang akan di lukis dengan menggunakan cahaya. Mood seorang fotografer akan tertuang dikanvas elektronik tersebut saat mengabadikannya.

Makro fotografi sangatlah menuntut kesabaran yang sangat tinggi dalam memotret sebuah bunga mawar apalagi seekor kupu2/lebah yang sedang sibuk menghisap madu di bunga.

Ingatlah, focus, eksposure dan komposisi dari object yang akan kita lukis di kamera apakah sudah seperti yang akan kita abadikan sesuai dengan mood nya.


  1. Moment dan keberuntungan

Moment tidaklah sesulit seperti yang kita bayangkan, kita bisa mempelajari waktu, kebiasaan dan tempat dari setiap serangga keluar (pada umumnya pagi). Atau saat yang tepat/terbaik kapan sebuah bunga mawar akan mekar.

Kadang kala factor keberuntungan lah yang mempertemukan fotografer dengan objectnya.

Tapi janganlah lupa, jikalau kita tidak mendapatkan object baik dan menarik lantas tidak mau berusaha mengulanginya esok harinya.

Karena kunci dari fotografi makro adalah teerus berlatih dan terus berusaha semaksimal mungkin.

Beberapa tips & trik makro fotografi serangga dan bunga.

# Pelajari /baca wajah daripada object:

Pada saat memotret makro serangga, buatlah foto saat dia sedang berpose, tunggulah momen saat mata serangga tsb terpaku ke lensa.

Bila memotret bunga, perhatikan dan carilah sisi terbaik dari penampilan bunga tsb. Apakah harus mengambil angle secara keseluruhan, atau hanya diperlukan bagian kecil seperti putik atau benang sarinya.

Bereksperimenlah dengan berbagai arah dan anglenya.

# Background yang bersih:

Usahakan semaksimalnya BG/background itu bersih/simple yang mendukung POInya. Kalaupun ingin mendapatkan BG hitam (warna lain) bisa disiasati dengan menggunakan kain berwarna sebagai BGnya.

# Hindari Angin:

Memotret makro pada saat angin bertiup adalah hal yang sia2, karena kita akan mendapatkan hasil yang blur, bisa juga disiasati dengan mengatur shutter speed yang cepat, tapi sebisa mungkin hindarilah memotret makro disaat angin sedang bertiup sehingga akan membuat goyangan pada objectnya.

# Sabar menunggu momen yang tepat:

Pada saat berburu/hunting makro khususnya serangga, usahakan berdiam diri sehingga segala tidak menarik perhatian serangga tsb.

Apabila kita akan mendekati object, usahakan agar gerakan kita tidak membuat serangga tsb melarikan diri meninggalkan kita.

Dan apabila memotret serangga yang menempel pada bunga, cari posisi yang tepat pada saat dia sedang menghisap madu atau pada saat dia keluar dari bunga adalah moment yang sangat bagus untuk diabadikan.

# Tahan napas saat menekan shutter kamera.

Membuat posisi spt segitiga antara lengan dan siku yang ditempel kedada kita akan memperkokoh pegangan kamera, ditambah dengan menahan napas sesaat pada waktu menekan shutter kamera akan mengurangi kemungkinan kamera shake dan bisa menghindari hasil foto yang blur/shake.

# Tambahan cahaya:

Walaupun cahaya tambahan seperti flash adalah tidak dianjurkan, tapi jika dengan menggunakan diffuser atau peredam cahaya pada flash akan membuat halus hasil fotonya dan tidak akan terlau keras kontras yang dihasilkan pada objectnya.

Hindari direct flash ,atau tambahkan difusser pada flash, atau gunakan tekhnik bouncing untuk mendapatkan dimensi dari object .




Tulisan ini adalah sharing saya dari berbagai pengalaman yang saya dapatkan sejak 10 Juni 2006 , saat dimana saya bergabung dengan situs fotografi tercinta www.fotografer.net ini.

Intinya saya dapatkan dari berbagai w/shop, buku, dan juga pengalaman dari rekan-rekan lain yang sudah lebih dahulu menguasai ilmu fotografi makro.

Tiada maksud ingin menggurui rekan2 semua, karena masih banyak kekurangan yang saya miliki dibandingkan dengan para senior yang sudah lama berkecimpung di dunia fotografi makro.

Semua contoh-contoh foto yang ada di artikel ini adalah hasil dari sejak saya bergabung di situs ini.


Semoga bisa bermanfaat bagi rekan2 sesama pecinta fotografi khususnya dunia makro dan akhir kata terima kasih saya ucapkan atas kesediaanya untuk membaca artikel ini dan saya mohon ma'af apabila artikel ini masih jauh dari sempurna.


Wassalam


Anif Putramijaya

Cibinong 16 Maret 2009






2009 Maret 17 00:23:42


Menyelamatkan Detail Foto Over-Exposed Dengan Adobe Camera Raw

Oleh: Pujo C Agustiyanto
Bagian ke-1 dari 1

Kategori: Olah Digital

Ini tulisan kedua saya, mudah2an bisa membantu. saya mendapat ide ini setelah baca2 artikel di buku dan karena memang setelah saya upload disini katanya detailnya hilang dibagian wajah. Memang tadinya foto tersebut 'tidak sengaja' saja hasilkan. Malah konsep futuristik ingin saya tonjolkan tapi kurang berhasil .

Pada waktu session photo tersebut saya lupa untuk mengganti pengatur WB dan juga lupa pindahin isonya (Lampunya saya meter dgn iso 100 tapi di kamera iso 800), sehingga menjadi over eksposed +3 stop. Tapi memang effect futuristik dengan lighting yang cool dan over ekspose membuat saya mengupload foto tersebut ke FN. Walaupun masih banyak kekurangannya.

Pada saat pemotretan saya menggunakan setting RAW file. Dan saya tahu dari baca2 kalau kamera yang saya pakai bisa merecover detail sampai overexpose +4 stop dari raw, hanya sekarang saja saya baru alami. Tulisan ini juga sekalian sebagai tempat saya belajar

Pada thread di forum ini saya pernah juga mendapat info kalau dibagian putih digital file itu penuh dengan informasi2. Dan saya hanya ingin share saja, semoga berguna untuk yang lain.

Saya mengunakan ACR (Adobe Camera Raw) di PS3 untuk melakukan artikel ini. Tapi saya yakin memakai Capture one atau Raw workflownya Aperture bisa juga. Untungnya saya menggunakan raw file pada sesi photo tersebut.

Dari pada saya nulis panjang lebar dan nantinya malah bikin bingung, maka saya tampilkan screen capturenya dari tiap2 stepnya.

Berikut file aslinya (saya save as dari raw menggunakan PS)



Dan setelah dibuka oleh ACR , bisa dilihat di histogramnya kalo berat ke kanan, menandakan kalo imagenya over expose



Detail



Untuk menimbulkan kembali detail di highlight, ACR mempunyai fungsi yang mudah digunakan. Beberapa pilihan untuk mengkontrol eksposure, white balance, brightness, saturation dll.

pertama kita akan mengurangi exposure value pada bagian yang over expose. Jika kita click dan hold Alt key dan menggeser slider exposure value ke kiri, kita akan melihat seperti gambar dibawah. Bagian yang terang(putih) adalah bagian yang over expose. Istilahnya digital retoucher, bagian itu adalah bagian yang clipped (hilang detailnya) . Tujuan kita kali ini adalah untuk menghilangkan warna putih pada gambar dibawah. karena warna putih tersebut adalah highlight yang kontrastnya berlebihan.

Jadi geserlah slider exposure secukupnya sampai warna putihnya hilang.


detail 1a



detail 1b



Sampai dihasilkan seperti gambar dibawah. note: harus hati2 dalam melakukan ini karena salah geser sedikit saja akan fatal akibatnya. saya menyisakan sedikit bagian highlight karena saya mungkin masih membutuhkannya nanti. Disini masalah selera berlaku, silahkan dilakukan percobaan2



detail 2



setelah alt key dilepas maka hasilnya sudah dapat dilihat. detail pada bagian yang overexpose sudah dapat dikembalikan. Mari kita teruskan lebih lanjut untuk melengkapi edit foto yang nggak karuan ini :)



detail 3



Sekarang kita kan mengembalikan bagian hitam dari foto ini ke bagian hitam. Karena over ekspose maka bagian hitam (rambut model) agak kurang hitam. Dengan menggunakan cara yang sama seperti diatas (hold alt key), kali ini kita menggeser panah 'Blacks' di menu sebelah kiri. Geser lah Black slider sampai bagian yang harusnya hitam menjadi hitam. Dengan menekan tombol alt ketika slider di geser kita bisa lihat penambahan daerah hitamnya seperti dibawah. Tetapi harus diperhatikan agar detail shadownya jgn sampai hilang (clipped).



detail 4



hasil setelah step diatas (detail 4a)



kita tambahkan brightness ke image ini untuk menaikan pencahayaan tanpa menambah highlight. Brightness slider kita geser kekanan secukupnya.
kita juga kurangkan kontrastnya kira2 menjadi antara 10-20 (contrast slider).



detail 5



Nah hampir selesai untuk edit tahap awal ini. Seperti kata saya diatas, karena saya lupa untuk mengganti WB, sehingga temperaturnya imagenya jadi off. Untungnya sesi foto ini bukan untuk komersial. Dengan menggeser slider temperatur saya mencoba untuk mendekati warna kulit asli model. Karena saya suka yang sedikit warm maka tinggal kan seperti setting dibawah. saya juga tambahkan saturasi warnanya



detail 6



Saya buka di PS untuk melihat histogram, saya pikir sudah cukup, dan saya sudahi untuk edit file raw ini disini.



berikut detail akhir dari file raw seperti diatas dan perbedaan sebelum dan setelah di olah.

Kiri ke kanan : Raw & Setelah di edit di ACR




Lensa pinjaman yang saya pakai terlalu tajam untuk foto model (28-70mm f/2.8 AFS), sehingga detail yang kurang menguntungkan dari wajah model jadi menonjol. Setelah sekian layer, clone tool dan masking maka saya finalkan edit foto seperti dibawah.




semoga artikel ini berguna bagi yang lain. Mohon maaf jika ada yang salah tulis.

Sebenarnya ide ini didapat dari fotografer wedding di US. 99,99% pengantin di US memakai busana yang kontrastnya paling jelek untuk kamera digital. Bridenya pake busana putih, sedangkan groomnya pakai busana hitam pekat. Bayangkan jika akan foto lokasi jam 12-3pm dan pas matahari terik. Itu juga yang membuat photographer wedding di US lebih suka memakai body Canon atau Fuji (its about to change, dengan teknologi baru para pembuat kamera), karena body tersebut mempunyai DR yang cukup besar untuk mengkompensasi kontras yang sangat besar dari busana pengantin.

2009 April 06 00:31:35

Pengikut